KENDARI, Kongkritpost.com-Suasana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Kendari pada Selasa (9/9/2025) berbeda dari biasanya. Lahan pertanian Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) yang selama ini menjadi ruang pembinaan warga binaan, hari itu dipenuhi semangat kebersamaan. Gubernur Sulawesi Tenggara, Mayjen TNI (Purn.) Andi Sumangerukka, hadir dan ikut serta menanam pohon kelapa dalam gerakan nasional penanaman pohon serentak yang digagas Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan.
Gerakan ini tidak hanya sebatas simbol. Pohon kelapa yang ditanam di tanah Lapas Kendari menjadi bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan, sebuah agenda nasional yang kini menjadi prioritas di berbagai daerah. Dari Kendari, gema aksi serentak itu ikut menegaskan bahwa pembangunan pangan tidak boleh berhenti di luar tembok penjara, melainkan juga hidup di ruang-ruang rehabilitasi sosial seperti Lapas.
Usai menanam, Gubernur Sumangerukka menyerahkan 1.000 kotak makanan kepada warga binaan. Tidak berhenti di situ, 30 paket sembako juga disalurkan bagi masyarakat kurang mampu di sekitar kawasan Lapas. Momentum itu menjadi gambaran bahwa pembangunan tidak hanya berupa infrastruktur, tetapi juga kepedulian yang hadir nyata dalam bentuk solidaritas sosial.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini. Semoga langkah sederhana ini menumbuhkan optimisme, memperkuat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, dan menjadi bagian dari pembangunan inklusif yang kita cita-citakan bersama,” ujar Andi Sumangerukka.
Ia menegaskan, pembangunan Sulawesi Tenggara harus menempatkan manusia sebagai pusat perhatian. Itu sebabnya, sinergi antara program pertanian, rehabilitasi sosial, dan kepedulian kepada masyarakat kecil terus diperkuat.
Kegiatan penanaman pohon di Lapas Kendari sekaligus memberi pesan bahwa setiap ruang, termasuk lembaga pemasyarakatan, memiliki peran dalam menopang agenda ketahanan pangan. Pohon-pohon kelapa yang ditanam hari itu kelak tidak hanya menghasilkan buah, tetapi juga simbol harapan bagi warga binaan untuk kembali tumbuh bersama masyarakat.
Dengan langkah kecil namun bermakna, Gubernur Sultra mencoba merajut keyakinan bahwa pembangunan tidak boleh meninggalkan siapapun, termasuk mereka yang tengah menjalani pembinaan di balik tembok penjara( Red)
Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook