KENDARI, Kongkritpost.com– Keluarga besar Sekda Provinsi Sulawesi Tenggara (Sutra) Asrun Lio menggelar doa bersama pelepasan tujuh hari wafatnya ibunda tercinta almarhumah Amnah Binti La Makehu.
Doa bersama itu bertempat dirumah duka BTN Pinang Mas Andounohu Kendari. Dalam tausiyah KH. Djakri Nappu memberikan nasehat dan penguatan bagi keluarga besar yang berduka juga para tamu yang hadir.
KH Djakri Nappu menyampaikan bahwa semua yang hidup pasti akan mengalami maut yang jaraknya hanya lima menit dari peralihan hidup dan mati.
“Jarak hidup dan mati hanya lima menit, yaitu lima menit tertawa saat kita dilahirkan dan lima menit menangis saat kematian. Dimana saat kelahiran kita semua orang tertawa dan saat kematian kita orang menangis. Tatkala lahir disambut azan, tatkala mati dihantar shalat cuma lima menit,” kata KH. Djakri Nappu.
Sehingga, lanjut dia manusia sangat rugi hidup jika tidak mempergunakan umur yang telah diberikan Allah SWT. Dalam sehari semalam tidur delapan jam, jika umur manusia rata-rata 65 tahun maka sepertiga atau sekitar 22 tahun hanya digunakan untuk tidur, lanjut Ketua Pengurus Mesjid Raya Al Kautsar ini.
“Sehingga manusia perlu menjalankan ibadah-ibadah meski kecil namun indah ‘small is beatiful’ diataranya empat hal sebelum tidur malam yaitu, bersilaturahim empat puluh rumah, naik haji dan umroh, bertemu rasulullah, dan keempat sebelum tidur hatamkan qur’an sebelum tidur, dengan menguraikan cara pelaksanaannya amalannya, sebagaimana pesan rasulullah kepada istrinya Aisya r.a,” sebutnya.
Dalam kehidupan ini perlu ditaburkan amalan-amalan seperti itu, karena antara hidup dan mati jaraknya hanya lima menit, hanya antara tangis dan ditangisi, tak kala lahir disambut azan tak kala mati dihantar shalat, alangkah singkatnya hidup antara azan dan shalat. Tak kala lahir menangis tak kala mati ditangisi, semua kehidupan ini adalah panggung sandiwara.
Sementara keluarga besar almarhumah Amnah Binti La Makehu, Sekda Sultra Asrun Lio menyampaikan terima kasih kepada para tamu yang berkesempatan hadir untuk memberikan doa dan menghibur keluarga yang ditinggalkan.
Pihaknya pun menyampaikan permohonan maaf kepada khalayak, tamu hadirin juga sekaligus penyelesaian hutang atau janji-janji almarhumah jika ada maka secepatnya menghubungi keluarga besar.
“Mohon dimaafkan segala kesalahan, dan jika sekiranya almarhumah semasa hidup ada hutang atau berupa janji yang belum terselesaikan kiranya dapat menghubungi kami keluarga almarhumah,” urai Asrun Lio mewakili keluarga besar.
Disampaikan singkat oleh Asrun Lio, bahwa ibundanya almarhumah Amnah Binti La Makehu tutup usia dalam umur 65 tahun, almarhumah adalah seorang pendidik alias guru, yang sebelumnya telah ditinggal oleh suami alias ayahanda Asrun Lio beberapa tahun, selanjutnya anak-anak almarhumah memintanya untuk pensiun dini sebagai guru dan pindah dari Buton ke Kota Kendari untuk tinggal dan dirawat oleh anak-anaknya yang seluruhnya telah menetap di Kota Kendari.
Turut hadir sejumlah Aparatur Sipil Negara lingkup pemerintah provinsi Sultra, Forkopimda, ASN kabupaten kota, K.H Djakri Nappu, sekaligus membawakah tausiyah. (Redaksi)



Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook