KENDARI, Kongkritpost.com-Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi yang rutin dilaksanakan secara mingguan melalui Zoom Meeting. Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia dan berlangsung di Ruang Rapat Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Sultra. Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, memimpin rakor tersebut, didampingi sejumlah narasumber dari berbagai kementerian dan lembaga terkait, seperti Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, Deputi III Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa, serta Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Bambang Wisnubroto.
Dalam pertemuan ini, jajaran Pemprov Sultra turut hadir, termasuk Kepala Biro Perekonomian, BPS, Bulog, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perdagangan, dan dinas-dinas lainnya.
Mendagri Tito Karnavian menekankan pentingnya kewaspadaan semua pemerintah daerah terhadap potensi kenaikan inflasi, khususnya menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024. Ia mengungkapkan indikasi kenaikan harga di sejumlah daerah yang dipicu oleh berbagai faktor terkait persiapan Pilkada. “Beberapa daerah mulai mengalami kenaikan harga karena faktor-faktor yang muncul menjelang Pilkada,” kata Tito Senin (4/11/2024)
Tito juga menjelaskan bahwa kenaikan harga komoditas pangan pernah terjadi menjelang Pemilu Legislatif (Pileg) 2024, terutama dengan meningkatnya harga beras akibat tingginya permintaan. “Dulu, dua minggu menjelang Pileg, ada kelangkaan beras yang disebabkan oleh aksi borong. Hal seperti ini perlu diwaspadai lagi menjelang Pilkada,” ujarnya.
Ia menginstruksikan pemerintah daerah untuk proaktif dalam memantau harga dan stok pangan, serta mengantisipasi kelangkaan bahan pokok. Salah satu langkah antisipasi adalah mengadakan operasi pasar guna menjaga stabilitas harga. “Saya minta para kepala daerah untuk mengecek ketersediaan barang di Bulog dan pasar, jangan sampai stok habis dan terjadi kelangkaan,” tegas Tito.
Lebih lanjut, Tito menggarisbawahi pentingnya peran kepala daerah dalam pengendalian inflasi, karena inflasi memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. “Dulu, tidak banyak kepala daerah yang memahami isu inflasi, tetapi kini mereka sudah terlibat dan lebih paham,” tambahnya.
Kemendagri juga mendorong setiap daerah untuk menerapkan kebijakan pengendalian inflasi yang disesuaikan dengan kondisi lokal, termasuk penguatan sektor pertanian, peningkatan distribusi pangan, dan pengawasan harga di pasar tradisional. Tito berharap calon kepala daerah yang terpilih pada Pilkada 2024 dapat memahami dan menjaga kestabilan harga di wilayah masing-masing.
Pada bulan Oktober 2024, tingkat inflasi year-on-year (y-on-y) tercatat sebesar 1,71 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) di angka 106,01. Secara month-to-month (m-to-m), inflasi Oktober 2024 mencapai 0,08 persen, sementara tingkat inflasi year-to-date (y-to-d) hingga Oktober 2024 tercatat sebesar 0,82 persen.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa deflasi pada sektor transportasi pada bulan Oktober 2024 disebabkan oleh penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi yang diumumkan oleh Pertamina. Harga Pertamax, misalnya, turun 800-900 rupiah (sekitar 6-7 persen), Pertamax Turbo mengalami penurunan 1.200-1.250 rupiah (8-9 persen), Dexlite turun 1.200-1.450 rupiah (9-10 persen), dan Pertamina Dex juga mengalami penurunan 9-10 persen.
Sementara itu, sektor makanan dan minuman mengalami inflasi, terutama akibat berkurangnya produksi bawang merah pada bulan Oktober 2024. Komoditas seperti emas perhiasan, daging ayam ras, dan bawang merah menjadi penyumbang utama inflasi secara bulanan (m-to-m), sedangkan emas perhiasan, beras, dan sigaret kretek mesin (SKM) dominan menyumbang inflasi secara tahunan (y-on-y).
Secara regional, inflasi month-to-month tercatat di 28 provinsi, sementara 10 provinsi lainnya mengalami deflasi( Red)



Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook