KENDARI, Kongkritpost.com- Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, Drs. H. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D., mewakili Pj. Gubernur Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, secara resmi membuka Seminar Nasional Kajian Strategis Energi dan Hilirisasi dalam Mendukung Pembangunan Nasional, yang digelar di Kendari, Selasa (20/5/2025).
Dalam sambutannya, Asrun Lio menyebut seminar ini sebagai momentum penting untuk mengevaluasi dan menyusun kembali arah kebijakan pengembangan energi daerah. Menurutnya, hal ini relevan dengan upaya kolektif untuk memperkuat komitmen dan kolaborasi antara pemerintah kabupaten/kota dan provinsi dalam mendorong pembangunan sektor energi yang berkelanjutan.
“Isu energi kini menjadi elemen penentu dalam perekonomian global, bahkan menyangkut keberlanjutan peradaban manusia,” tegasnya.
Ia mengungkapkan bahwa Indonesia menargetkan bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada 2025 sebagai bagian dari komitmen menuju net zero emission pada 2060. Namun, hingga Desember 2024, Provinsi Sultra baru mampu mencapai 4,8 persen dari target 5,32 persen sesuai Perda No. 2 Tahun 2021 tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED).
“Hal ini karena pembangunan energi berbasis terbarukan di Sultra masih sangat terbatas, hanya sekitar 27.925,31 KW, sementara pembangunan energi fosil di kawasan industri begitu masif,” jelas Asrun.
Meski demikian, ia menekankan Sultra memiliki potensi besar sebagai daerah penghasil nikel, dengan total sumber daya terukur mencapai 1,29 miliar ton. Potensi ini, menurutnya, harus dikelola secara strategis sebagai kekuatan utama untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Asrun juga menyoroti pentingnya diversifikasi energi. Ketergantungan pada satu jenis sumber energi, terutama fosil, harus dikurangi dengan mengoptimalkan energi baru dan terbarukan (EBT) seperti tenaga air, surya, angin, panas bumi, biomassa, hingga hidrogen dan nuklir.
“Pemanfaatan EBT bukan hanya soal keberlanjutan, tetapi juga menciptakan kemandirian energi, mengurangi emisi karbon, dan membuka lapangan kerja baru,” imbuhnya.
Pemerintah Provinsi Sultra, lanjutnya, terus mengembangkan berbagai pendekatan, baik secara mandiri maupun melalui kerja sama lintas sektor, untuk mempercepat transisi energi yang ramah lingkungan.
Di akhir sambutannya, ia memberikan apresiasi kepada seluruh pihak penyelenggara seminar yang telah menghadirkan ruang diskusi strategis dalam merumuskan peran energi dan hilirisasi sebagai penggerak utama pembangunan nasional yang berkelanjutan.
“Saya berharap seminar ini mampu memperluas cara pandang kita dalam mengelola energi. Jangan hanya mengandalkan potensi alam, tetapi juga perlu memperkuat sumber daya manusia dan tata kelola yang baik,” pesannya.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri ESDM Irwanuddin mewakili Menteri ESDM RI, Forkopimda Sultra, Anggota Dewan Energi Nasional Dr. Ir. Musri, M.T., Prof. Dr. La Ode Masihu Kamaludin (Universitas Insan Cita Indonesia), perwakilan Ketua Asosiasi Penambang Nikel Indonesia Komjen Pol (P) Drs. Nanan Soekarna, DR. Ir. H. Ruksamin (Presidium MW KAHMI Sultra), Anton Timbang, S.H. (KADIN Sultra), serta sejumlah kepala OPD lingkup Pemprov Sultra dan stakeholder lainnya( Red)
Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook