KENDARI, Kongkritpost.com- Birokrasi tidak harus kaku. Itulah semangat yang coba ditanamkan Pemerintah Kota Kendari lewat kegiatan Retret 2025 yang digelar selama tiga hari penuh, 1–3 Agustus, di kawasan Kebun Raya Kendari. Seluruh kepala OPD hingga camat se-Kota Kendari turun langsung mengikuti kegiatan ini, yang bukan hanya dirancang sebagai ruang refleksi birokrasi, tetapi juga sebagai panggung promosi wisata berbasis alam yang dimiliki Kota Lulo.
Bukan sembarang retret. Di bawah naungan rimbunnya flora endemik, peserta tidak dimanjakan dengan kemewahan hotel atau jamuan resmi. Sebaliknya, mereka diajak untuk kembali pada semangat dasar pelayanan publik: kesederhanaan, kebersamaan, dan komitmen penuh untuk bekerja dengan nurani.
“Retret ini kami desain bukan sekadar refreshing, melainkan sebagai bentuk konsolidasi tata kelola. Di tengah kebersamaan yang terbangun secara alami, lahirlah kembali semangat pelayanan yang jujur dan kolaboratif,” ujar Wali Kota Kendari, dr. Hj. Siska Karina Imran, SKM, dalam sambutannya di Balai Kota, sebelum peserta diberangkatkan menuju lokasi Jumat (1/8/2025)
Yang menarik, pemberangkatan peserta tidak menggunakan kendaraan pribadi atau bus eksklusif. Dengan mengenakan seragam dinas lengkap, mereka diangkut menggunakan truk terbuka—ikon khas kendaraan operasional pemerintah. Sesampainya di titik turun, mereka berjalan kaki menyusuri jalan setapak menuju gerbang utama Kebun Raya, disambut marching band pelajar dan arak-arakan simbolik yang membangkitkan suasana sakral sekaligus hangat.
Wisata, Edukasi, dan Keberlanjutan
Pemilihan Kebun Raya Kendari sebagai lokasi utama bukan tanpa makna. Tempat ini bukan sekadar ruang hijau kota, tapi simbol komitmen ekologis dan pendidikan lingkungan hidup. Wali Kota menyebutnya sebagai “paru-paru pengetahuan” yang tak boleh hanya dilihat sebagai taman kota.
“Kebun Raya Kendari adalah ruang pembelajaran terbuka. Di sinilah kita mendidik diri, merawat lingkungan, dan menumbuhkan rasa memiliki terhadap kota. Ini bukan milik pemerintah, tapi milik seluruh warga Kendari,” tegas Siska.
Wakil Wali Kota Kendari, H. Sudirman, yang turut hadir dan bermalam bersama para peserta, menggarisbawahi bahwa kedisiplinan dan kerja tim yang lahir dalam suasana alam akan jauh lebih membekas dibandingkan seminar di ruang tertutup.
“Pemerintahan yang sehat lahir dari birokrasi yang menyatu dengan denyut masyarakat dan alamnya. Retret ini adalah latihan kecil untuk menjadi pelayan publik yang peka dan tangguh,” katanya.
Sekretaris Daerah Kota Kendari, Amir Hasan, menambahkan bahwa semua peserta diwajibkan mengikuti rangkaian kegiatan tanpa terkecuali—mulai dari forum diskusi, evaluasi tupoksi, hingga kegiatan malam reflektif. “Ini bukan sekadar program kerja, tapi bentuk nyata dari gaya kepemimpinan partisipatif yang humanis,” ucap Amir.
Menjadi Tradisi Baru?
Retret OPD 2025 ini bisa jadi bakal menjadi tonggak baru dalam pola pembinaan birokrasi di Kendari. Sebuah pendekatan nonformal yang justru menumbuhkan ikatan dan kesadaran kolektif yang lebih kuat. Ketika alam dijadikan latar, dan kebersamaan menjadi nilai utama, barangkali dari sinilah pelayanan publik yang lebih manusiawi bisa dimulai( Red)



Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook