KENDARI, Kongkritpost.com- Suara musik membahana. Bukan di kafe, bukan pula di pesta. Ini terjadi di lingkungan kantor Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Dentuman musik terdengar keras. Aliansi Pemuda dan Pelajar (AP2) Sultra merasa gerah. Mereka yang berkantor di dekatnya merasa terusik.
Ketua AP2 Sultra, La Ode Hasanudin, buka suara. Dengan nada kesal, ia mempertanyakan kebiasaan unik di kantor pemerintahan itu. “Kami heran, ini kantor dinas atau tempat hiburan? Siang-siang, di jam kerja, kok malah mutar musik kencang?” tegasnya, Senin (24/2/2025).
Menurut Hasanudin, lokasi Dinas Kehutanan bukan tempat sembarangan. Di sekitarnya ada kantor Samsat, instansi kementerian dibelakangnya hingga Sekretariat AP2 Sultra sendiri. Suara musik yang menggema justru mengganggu banyak pihak yang sedang bekerja.
Kami kerja, mereka mutar musik. Bukan hanya bising, tapi ini seperti melecehkan kami yang di sini serius bekerja. Bahkan ada pegawai mereka yang berjoget menghadap ke sekretariat kami. Apa maksudnya?” lanjut Hasanudin.
Tak hanya mengeluhkan, AP2 Sultra juga mendesak Gubernur Sultra turun tangan. Mereka meminta evaluasi terhadap Plt Kepala Dinas Kehutanan. Bagi mereka ini bukan hanya soal kebisingan, tapi juga disiplin kerja.
Kami pertanyakan, apakah ini bentuk euforia karena hutan Sultra makin gundul? Apakah mereka sedang merayakan sesuatu?” sindir Hasanudin.
Faktanya, berdasarkan pantauan awak media, sumber suara itu berasal dari pekerja yang sedang membangun fondasi gedung di area kantor Dinas Kehutanan. Mereka membawa satu unit sound system dan memutar musik keras saat bekerja.
Upaya mengonfirmasi kepala dinas pun dilakukan. Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, sang kepala dinas belum memberikan tanggapan. Panggilan telepon tak diangkat. Alasannya? Entahlah.
Yang jelas, bagi AP2 Sultra dan para pegawai di sekitarnya, kebisingan ini bukan lagi sekadar gangguan. Ini soal etika, soal profesionalisme. Apakah akan ada tindakan dari pimpinan? Publik menunggu jawabannya( Usman)