KENDARI, Kongkritpost.com-Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) secara daring di ruang Command Center Kantor Balai Kota Kendari, Selasa (4/3/2025).
Asisten II Setda Kota Kendari, Jahudding mewakili Wali Kota Kendari, bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kendari turut hadir dalam rapat tersebut.
“Terjadi kenaikan inflasi sebesar 0,48% antara Januari 2025 dan Februari 2025, meskipun angka tersebut relatif rendah,” kata Mendagri.
Tito mencatat bahwa meskipun kenaikan inflasi ini tidak terbilang besar, namun tetap memunculkan pertanyaan serius mengenai bagaimana hal tersebut mempengaruhi daya beli masyarakat.
Penurunan daya beli, menurutnya, menjadi faktor penting dalam dinamika inflasi.
“Sebab, ketika daya beli masyarakat menurun, harga barang dan jasa bisa mengalami penurunan, namun tidak ada jaminan bahwa penurunan harga tersebut akan menguntungkan konsumen dalam jangka panjang,” ujarnya.
Mendagri juga menjelaskan lebih rinci mengenai komponen-komponen inflasi yang berperan dalam perubahan harga barang dan jasa.
Salah satu kategori inflasi yang perlu dicermati adalah kelompok harga yang bergejolak, yakni makanan, minuman, dan tembakau. Komoditas dalam kategori ini sangat dipengaruhi oleh mekanisme pasar yang bergantung pada pasokan dan permintaan.
“Ketika permintaan tinggi dan pasokan terbatas, harga-harga barang cenderung melonjak. Sebaliknya, ketika pasokan melimpah, harga bisa turun, tetapi tidak ada kepastian apakah penurunan ini akan bertahan dalam jangka panjang,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti juga memberikan pemaparan mengenai komponen-komponen inflasi yang lebih rinci. Salah satu yang mencatatkan inflasi cukup signifikan adalah sektor transportasi, yang terpengaruh oleh penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi( Red)