KENDARI, Kongkritpost.com- Pemerintah Kota Kendari melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari menggelar rapat koordinasi dan sinkronisasi penyediaan air baku, Kamis (28/8/2025). Rakor ini menyoroti persoalan krusial pasokan air bersih di Kota Kendari yang hingga kini belum teratasi secara optimal.
Kepala BWS Sulawesi IV Kendari, Muhammad Harliansyah, mengungkapkan bahwa meski potensi sumber air permukaan di Kota Kendari cukup melimpah, pemanfaatannya masih jauh dari harapan. Distribusi air bersih tersendat oleh kerusakan infrastruktur, permasalahan jaringan, serta tingginya ketergantungan masyarakat terhadap air tanah.
“Padahal sesuai regulasi, kebutuhan utama air masyarakat seharusnya dipenuhi dari air permukaan. Air tanah hanya digunakan sebagai alternatif terakhir,” tegas Harliansyah.
Lebih lanjut, hasil evaluasi lapangan menunjukkan adanya ketidakseimbangan signifikan antara kapasitas produksi dan jumlah air yang benar-benar sampai ke masyarakat. Ia mencontohkan, dari kapasitas produksi 410 liter per detik di salah satu intake, hanya 173 liter per detik yang berhasil didistribusikan.
“Kondisi ini mengindikasikan kebocoran hingga 70 persen, baik karena faktor usia infrastruktur maupun potensi pengambilan ilegal di jalur distribusi,” jelasnya.
Tidak hanya itu, beberapa intake air baku yang dibangun dengan investasi besar kini justru terbengkalai. Salah satunya intake Mata Bondu yang berhenti beroperasi sejak 2023 akibat kerusakan kubikel listrik dan ketiadaan instalasi pengolahan air (WTP) yang memadai.
“Upaya revitalisasi terkendala sinkronisasi antarinstansi. Ada jaringan pipa yang sudah dibangun, tapi tidak bisa digunakan karena belum terhubung dengan sumber air baku atau fasilitas pengolahan yang layak,” tambah Harliansyah.
Rakor ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi antarinstansi, agar investasi besar yang sudah digelontorkan tidak sia-sia, sekaligus menjawab kebutuhan mendesak masyarakat Kota Kendari akan akses air bersih yang layak dan berkelanjutan( Red)
Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook