KENDARI, Kongkritpost.com- Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengendalian inflasi dengan mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) mingguan yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri RI (Kemendagri), Senin, 5 Mei 2025. Rakor dilaksanakan secara virtual dan dipusatkan di Ruang Rapat Biro Perekonomian Setda Sultra.
Rakor dipimpin langsung Sekretaris Jenderal Kemendagri, Tomsi Tohir, dari Gedung Sasana Bhakti Praja, Jakarta. Kegiatan ini juga diisi pemaparan dari berbagai narasumber nasional seperti Deputi Statistik BPS Puji Ismartini, Deputi III KSP Edy Priyono, dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.
Dari Sultra, hadir langsung Sekretaris Daerah, Asisten II, serta pimpinan OPD strategis seperti Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian dan Peternakan, Diskop-UMKM, perwakilan BPS dan BI, hingga jajaran teknis terkait.
Dalam arahannya, Tomsi menegaskan bahwa Rakor ini menjadi instrumen penting dalam mengukur dan merespons tren inflasi nasional dan daerah. Ia mendorong pemerintah daerah tidak hanya memantau, tetapi juga bertindak cepat terhadap fluktuasi harga bahan pokok.
“Inflasi bukan sekadar angka. Ini menyangkut stabilitas ekonomi masyarakat. Daerah harus aktif menyampaikan langkah dan hambatan yang dihadapi,” tegasnya.
Tomsi menyebut, minggu pertama Mei 2025 menunjukkan tren penurunan harga untuk sejumlah komoditas seperti bawang merah, cabai, daging ayam, dan telur. Ia mendorong daerah memperkuat cadangan pangan dan menjadwalkan penanaman komoditas strategis seperti cabai sebagai solusi jangka menengah.
Sementara itu, Deputi BPS Puji Ismartini menyampaikan, inflasi April 2025 tercatat 1,17 persen (m-to-m) dan 1,95 persen (y-on-y). Kelompok makanan, minuman, dan tembakau jadi penyumbang inflasi ketiga terbesar dengan andil 0,02 persen.
Beberapa komoditas penyumbang inflasi antara lain bawang merah, cabai merah, tomat, dan jeruk. Namun penurunan tajam juga terjadi, terutama pada cabai rawit (turun 15,30 persen), bawang merah (6,11 persen), dan cabai merah (5,06 persen).
Harga telur ayam ras naik tipis 0,33 persen, sementara bawang putih mengalami koreksi harga sebesar 1,51 persen. Harga minyak goreng merek Minyakita serta gula pasir masing-masing turun 0,21 persen dan 0,08 persen.
Rakor ini menjadi langkah konsisten dalam menjaga koordinasi antara pusat dan daerah, demi menjamin stabilitas harga, menjaga daya beli, serta menjamin distribusi bahan pokok di seluruh pelosok, termasuk Sulawesi Tenggara( Red)