KENDARI, Kongkritpost.com-Kementerian Dalam Negeri kembali menggelar Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di daerah yang setiap minggunya melalui Zoom Meeting dan diikuti Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara di Ruang Rapat Biro Perekonomian Setda Provinsi Sultra, Senin, 27 November 2023.
Rakor secara virtual yang dilaksanakan serempak diseluruh Indonesia dipimpin langsung oleh Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir dan dihadiri sejumlah pejabat diantaranya Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini, Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional Nyoto Suwignyo, Deputi III Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden Edy Priyono, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan Bambang Wisnubroto, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Andi Muhammad Idil Fitri, Kepala Divisi Pengadaan Perum Bulog Cahyaningtiyas Rispinatri, Wakasatgas Pangan Polri, Brigjen TNI Eko Nursanto, Sekretaris Jaksa Agung Muda Bidang Bidang Perdata.
Dalam arahannya Tomsi Tohir mengatakan keadaan inflasi suatu daerah tergantung dengan kondisi iklim yang terjadi. “Curah hujan yang tinggi seperti sekarang ini diharapkan dapat mensupport inflasi kita, tetapi kita juga harus mengantisipasinya jangan sampai menimbulkan atau terjadi musibah,” ungkapnya.
Terpisah, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Pudji Ismartini menyampaikan dari 71,14 persen kabupaten/kota di Pulau Luar Jawa dan Sumatera yang mengalami kenaikan IPH, kenaikan harga tertinggi terjadi di Poso dengan nilai IPH 5,36 persen.
“Hingga minggu keempat November, komoditas cabai rawit, cabai merah, bawang merah, dan telur ayam ras terpantau terus mengalami kenaikan harga setiap minggunya. Jika dibandingkan dengan rata-rata harga Oktober 2023, rata-rata harga komoditas tersebut pada minggu keempat November 2023 relatif meningkat,” jelasnya.
Ia menambahkan, cabai merah menjadi komoditas yang fluktuasi harganya naik signifikan di minggu keempat November 2023. “Fluktuasi tersebut terjadi di 164 kabupaten/kota seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Sementara Kadis Ketapang Sultra, Ari Sismanto mengatakan bahwa Pertama, TPID Prov. Sultra minggu kemarin pada hari selasa kita diundang oleh sekretariat negara menghadap tim dari staff khusus kepresidenan terkait inflasi yang ada disultra. Khususnya terkait komoditas beras yang terus bermunculan, kemarin hadir bersama kepala statistik, kepala Bulog, kadis ketahanan pangan, kepala bi, dan juga Ekonomi.
Adapun yang sudah dibahas terkait dengan kondisi beras, memang secara ketersediaan beras di sultra kondisinya baik, dan ketersediaan hasil dari produksi yang ada di sultra tercatat masih dalam kondisi aman dan terjaga, namun terkait dengan harga memang beras ini memang sudah tinggi. Jadi, harga secara nasional gabah dari panen ditingkat petani rata-rata nasional berada diangka 6.600.
Kedua dari catatan indeks minggu ke empat bulan November ini ada beberapa komoditas yang perlu kita waspadai dan ini juga dari pantauan harga yang dilakukan oleh dinas ketahanan pangan baik juga SP2KP oleh perindak, komoditas yang perlu kita waspadai yakni cabe merah, cabe rawit, gula pasir dan Beras memang masih diatas harga eceran tertinggi bahkan premium, sudah ada penurunan dibandingkan bulan November dari bulan-bulan sebelumnya sudah mulai turun.
Namun untuk cabe merah hari ini tercatat kenaikan sekitar 37 persen, cabe rawit kenaikan sebesar 48 persen, sehingga TPID harus segera mengantisipasi terkait tiga komoditas utama yang hari ini tergejolak khususnya di Provinsi Sultra. Yang tadi dipaparkan bahwa cabe merah sudah 358 kab/kota yang mengalami gejolak kenaikan harga. Begitu juga cabe rawit, 321 kota dan gula bergejolak di 336 kab/kota.
Untuk gula di Sultra tercatat harga dipasar rata-rata berada diangka 17.060 rupiah, memang lebih tinggi dari harga eceran tertinggi. Namun yang paling harus kita waspadai adalah cabe merah dan cabe rawit cukup besar harganya, mengingat sekarang ini sudah hampir memasuki bulan Desember akan ada event besar keagaamaan di hari libur Natal, biasanya menjadi lonjakan kebutuhan di event keagamaan.
Ketiga indeks perubahan harga yang perlu kita waspadai pada minggu keempat angka tertinggi ada di muna barat. Ini sudah tiga minggu berturut-turut muna barat IPHnya paling tinggi diangka yakni diangka 3,37 persen. komoditas yang bergejolak dimuna barat adalah beras, cabe rawit, dan daging ayam. Menyusul kab. buton dipengaruhi oleh cabe rawit, cabe merah, dan gula. Bahkan buton masuk wilayah dengan harga cabe merah tertinggi di zona wilayah Sulawesi dengan mencapai 154 ribu, ini perlu dicek rekan-rekan utamanaya dari dinas yang menangani tehnik kultural.
Turut hadir dari Jajaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara yakni Karo Perekonomian, Kadis Ketapang, Deputi Kantor Wilayah BI Sultra, Sekdis ESDM, Perwakilan Bulog, Karantina Pertanian Kendari, BPS Sultra, Asdatun Kejati Sultra, serta Pejabat terkait. (Red)