KENDARI, Kongkritpost.com- Dalam momen sakral Rapat Paripurna Hari Ulang Tahun ke-61 Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Gubernur Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka mengangkat narasi kolaborasi lintas sektor sebagai “biomimetika sosial” – pola inspiratif yang meniru keseimbangan ekosistem alam – dalam menjawab kompleksitas tantangan pembangunan kontemporer.
Bertempat di ruang rapat utama DPRD Sultra, Rabu (23/4/2024), peringatan ini tidak sekadar seremoni tahunan, melainkan menjadi ruang dialektika politik-publik yang menggambarkan peta jalan pembangunan berkelanjutan berbasis keadilan spasial dan kearifan lokal. Dalam pidatonya yang sarat diksi reflektif dan nuansa futuristik, Gubernur menyampaikan bahwa keberhasilan pembangunan Sultra hingga saat ini merupakan produk emergen dari sinergi multistakeholder yang menembus batas sektoral dan ideologis.
“Kemajuan kita hari ini tidak lahir dari kerja satu-dua pihak, tapi dari semangat symbiotic mutualism seluruh elemen – pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Tapi kita juga tidak boleh terjebak dalam euforia, karena tantangan struktural seperti disparitas ekonomi dan degradasi lingkungan masih menghantui,” ujar Gubernur.
Mengangkat tema besar “Harmoni Sultra”, perayaan ini mengandung dimensi filosofis dan antropologis yang kuat. Harmoni bukan sekadar koeksistensi pasif, melainkan sebuah entitas dinamis yang terus-menerus diperjuangkan melalui narasi kolaboratif – lintas generasi, lintas agama, lintas budaya, dan lintas sektor. Ini menjadi contoh nyata dari pendekatan glokalitas – berpikir global, bertindak lokal.
Dalam pidatonya, Gubernur secara eksplisit menyinggung tantangan ekologis dan sosial Sultra seperti kemiskinan, pengangguran, hingga kerusakan lingkungan. Ia mendorong perumusan kebijakan berbasis evidence-based policy dan partisipasi inklusif, dengan menempatkan masyarakat sebagai subjek pembangunan, bukan objek pasif.
“Kita membutuhkan apa yang disebut co-governance paradigm – tata kelola bersama. Pendekatan ini menjadi imperatif dalam menciptakan pembangunan yang adil, adaptif, dan resilient,” tegasnya.
Tak hanya seruan retoris, Gubernur juga menyampaikan apresiasi konkret kepada DPRD dan seluruh unsur Forkopimda serta aktor pembangunan lainnya yang telah berkontribusi dalam pembangunan daerah. Ia menekankan pentingnya mempertahankan continuum of trust antara masyarakat dan pemerintah demi memastikan keberlanjutan program-program strategis jangka panjang.
Turut hadir dalam forum ini jajaran elite politik dan birokrasi Sultra, mulai dari Wakil Gubernur Ir. Hugua, pimpinan DPRD, Forkopimda, hingga para pejabat tinggi pratama dan tokoh-tokoh strategis daerah. Kehadiran mereka mempertegas pentingnya social capital sebagai energi penggerak pembangunan inklusif di provinsi yang dikenal dengan keragaman etnolinguistik dan kekayaan hayatinya ini.
Peringatan HUT ke-61 ini menjadi lebih dari sekadar refleksi historis—ia adalah manifes kolektif yang menegaskan bahwa masa depan Sultra bertumpu pada integrasi antara kebijakan berwawasan lingkungan, ekonomi sirkular, dan transformasi sosial yang transformatif( Red)