WAKATOBI, Kongkritpost.com-Drs H Asrun Lio, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Tenggara, telah memberikan tanggapan terhadap pro dan kontra seputar aksi kemanusiaan yang dilakukan oleh Christian Hansen, seorang YouTuber asal Denmark. Dalam aksinya, Hansen menggerakkan warga untuk memperbaiki jembatan di Dusun Pakana, Desa Samabahari, Kecamatan Kaledupa, Wakatobi. Sekda Sultra menilai tindakan ini sebagai inspirasi positif dan pembelajaran berharga yang mengingatkan kembali budaya gotong royong Indonesia.
Menurut Asrun Lio, aksi yang dilakukan oleh Hansen tidak hanya mengangkat kembali budaya gotong royong, tetapi juga berhasil menyelesaikan masalah yang telah berlangsung selama bertahun-tahun dalam waktu sehari. “Kita harus berterima kasih karena budaya gotong royong Bangsa Indonesia kembali diangkat melalui aksi perbaikan jembatan dengan menggerakkan masyarakat setempat,” ujar Ketua IKA Unhas Wilayah Sultra ini ujar Minggu (7/7/2024)
Sekda Sultra melihat aksi ini sebagai bentuk promosi destinasi wisata di Wakatobi yang dilakukan secara tidak langsung oleh wisatawan asal Denmark tersebut. “Tindakan menggerakkan warga desa dan memberikan motivasi serta membangkitkan kesadaran untuk memperbaiki jembatan rusak adalah sebuah keswadayaan yang patut diapresiasi positif,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa sekecil apapun upaya untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi kepentingan warga desa patut dihargai, meskipun datang dari rakyat biasa atau pihak luar yang tidak memiliki kepentingan sama sekali. “Upaya yang dilakukan Christian Hansen sebagai seorang wisatawan itu tidak ada salahnya, bahkan menjadi bernilai edukatif bagi warga desa,” tambahnya.
Aksi yang kemudian menjadi viral ini, menurut Asrun Lio, dapat menjadi daya tarik wisatawan dan promosi wisata bahari yang meliputi pemandangan alam, laut, budaya, dan kehidupan masyarakat lokal. Ia berharap bahwa meskipun perbaikan yang dilakukan tidak menyeluruh, pemerintah desa dapat melanjutkan perbaikan dengan anggaran yang tersedia.
Namun, Kepala Desa Samaturu, Gamis, menyatakan kekecewaannya karena aksi ini dilakukan tanpa pemberitahuan kepada pemerintah desa dan hanya memperbaiki jembatan yang tidak banyak digunakan oleh warga desa secara umum. “Yang dilakukan oleh YouTuber ini sangat mengecewakan karena tanpa sepengetahuan kami dari pemerintah desa,” ungkapnya.
Terlepas dari kontroversi tersebut, Sekda Sultra mengajak semua pihak untuk melihat aksi ini dari sisi positif sebagai salah satu promosi wisata bahari di Kabupaten Wakatobi dan Indonesia secara umum. “Viralnya unggahan video ini mari dilihat positif sebagai promosi wisata bahari, bahwa wisata bahari itu meliputi pemandangan, alam, laut, budaya, termasuk kehidupan masyarakat lokal dengan segala potensinya,” tutup Asrun Lio.
Unggahan video Hansen, yang berdurasi tiga menit sembilan detik, memuat narasi dan video aktivitas dirinya bersama warga desa di Kaledupa, tengah memperbaiki jembatan kayu yang telah rusak dan rapuh. Video ini menunjukkan senyum warga desa mulai dari anak-anak hingga dewasa, yang bahu-membahu memperbaiki jembatan dan menjadikannya jembatan baru yang kokoh.
Christian Hansen berhasil menggalang dana sebesar 75 juta rupiah untuk perbaikan jembatan ini, menggerakkan warga untuk bekerja sama dan menyelesaikan perbaikan dalam satu hari. Meskipun mendapat tanggapan beragam, aksi ini menunjukkan bahwa nilai gotong royong dan kesadaran untuk membantu sesama masih hidup dan bahkan bisa menjadi inspirasi bagi bangsa lain.