WAKATOBI, Kongkritpost,com- Di alun-alun Rumah Jabatan Camat Tomia, Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Ir. Hugua, M.Ling., menggelar dialog santai bertajuk “Koja-Koja di Kampung Halaman” bersama tokoh masyarakat Kecamatan Tomia. Dalam acara yang berlangsung akrab ini, Hugua didampingi oleh Bupati dan Wakil Bupati Wakatobi, Sekda Kabupaten Wakatobi, Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan, serta sejumlah Kepala OPD Pemprov Sultra, termasuk Dinas Kominfo, Perpustakaan, dan Kesehatan, serta Kepala Biro Administrasi Pimpinan dan Pembangunan Sabtu (15/3/2025)
Diskusi yang dimoderatori oleh Sekda Wakatobi ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan berbagai aspirasi dan permasalahan yang mereka hadapi. Dalam kesempatan tersebut, Hugua menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah Wakatobi, Pemerintah Provinsi Sultra, dan pemerintah pusat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Ia juga menyoroti potensi besar Wakatobi yang terletak di bawah laut, yang mencapai 97% dari total wilayahnya. Oleh karena itu, Hugua mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga ekosistem laut, khususnya terumbu karang, dari ancaman seperti pengeboman ikan dan pencurian terumbu karang.
“Kita harus bersama-sama menjaga keamanan kawasan laut. Jika kita tidak melindunginya, maka wisatawan tidak akan datang ke Wakatobi. Jika sektor pariwisata tidak menjadi prioritas, lalu apa yang bisa kita jual dari Wakatobi?” ujar Hugua.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pengembangan sektor pariwisata tidak hanya membutuhkan perlindungan ekosistem laut, tetapi juga tata kelola pemasaran dan peningkatan kualitas SDM bagi pelaku wisata. “Daya tarik utama Wakatobi ada di bawah laut, sementara wilayah daratan menjadi penopangnya. Oleh karena itu, Pemda Wakatobi harus serius dan fokus dalam membangun sektor wisata,” tambahnya.
Dalam sesi tanya jawab, masyarakat banyak menyoroti peran Pemprov Sultra dalam menjaga eksistensi Wakatobi sebagai pusat pariwisata dan konservasi laut di Sultra. Mereka juga menyoroti kurangnya infrastruktur pendidikan, khususnya untuk sekolah tingkat SMA.
Selain itu, isu pengawasan wilayah perairan 12 mil laut yang menjadi kewenangan Dinas Perikanan Provinsi turut menjadi perhatian. Masyarakat mengeluhkan lemahnya pengawasan terhadap aktivitas pengeboman ikan yang dilakukan oleh nelayan dari Saponda dan Selayar, yang tidak bisa diatasi oleh Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) yang dibentuk oleh Dinas Kelautan Provinsi.
Terkait infrastruktur, masyarakat juga mengeluhkan belum meratanya distribusi air bersih, serta kurangnya perhatian terhadap pemeliharaan objek wisata di Tomia. Selain itu, SMA 3 dan SMA Kekhususan yang ada di daerah tersebut dinilai belum memberikan akses pendidikan yang memadai bagi masyarakat.
Menanggapi berbagai aspirasi tersebut, Hugua langsung menginstruksikan Staf Ahli dan jajaran eselon II Pemprov Sultra untuk segera melakukan kajian dan observasi guna merumuskan kebijakan yang tepat.
Dialog santai “Koja-Koja di Kampung Halaman” ini menjadi momentum penting bagi masyarakat Tomia untuk kembali bersemangat dalam membangun daerahnya. Kehadiran Hugua, yang merupakan putra daerah Tomia sekaligus mantan Bupati Wakatobi dua periode, diharapkan mampu mengembalikan kejayaan Wakatobi sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata unggulan di Indonesia(Red)