KENDARI, Kongkritpost.com- Dalam sebuah momentum reflektif di awal pekan, Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Ir. Hugua, M.Ling., menyuarakan gagasan besar yang menggugah semangat ribuan ASN. Di hadapan para birokrat Pemprov Sultra, Hugua tak sekadar memberi arahan administratif, melainkan membentangkan narasi penting tentang makna kepemimpinan, citra institusi, dan budaya kerja dalam tubuh ASN.
Apel gabungan yang digelar di Lapangan Kantor Gubernur Sultra, Senin, 28 Juli 2025, bukan sekadar rutinitas seremonial. Di hadapan Staf Ahli Gubernur, Asisten Sekda, Kepala OPD, Kepala Biro, serta pejabat struktural dan fungsional, Wakil Gubernur memantik kesadaran kolektif bahwa birokrasi bukanlah mesin tanpa jiwa.
“Kepemimpinan itu bukan soal manajemen. Ini tentang inspirasi. Bagaimana Anda memotivasi bawahan, menciptakan kader, dan membina mereka menjadi pemimpin masa depan,” tegas Hugua, membuka arahannya.
Birokrasi dan Visi Besar Prabowo
Dalam konteks pemerintahan yang saat ini dipimpin oleh Gubernur ASR dan dirinya selaku Wakil Gubernur, Hugua menggarisbawahi bahwa visi pembangunan daerah harus senafas dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Seluruhnya bermuara pada satu tujuan: Sulawesi Tenggara yang maju, aman, sejahtera, dan religius.
Visi itu, kata Hugua, bukan slogan semata. Melainkan telah dijabarkan secara sistematis ke dalam RPJMD dan RKPD, untuk kemudian dilaksanakan melalui APBD. Maka dari itu, ASN adalah pelaku utama perubahan, bukan sekadar pelaksana administrasi.
Branding ASN: Soal Integritas, Bukan Gimmick
Lebih jauh, Hugua menyoroti pentingnya personal branding dalam institusi pemerintahan. Menurutnya, citra ASN dan instansi tidak dibentuk oleh kampanye visual atau jargon, melainkan oleh konsistensi perilaku dan etika komunikasi.
“Branding adalah bagaimana Anda dilihat, bukan bagaimana Anda ingin dilihat. Itu terbentuk dari cara berbicara, bersikap, dan kesesuaian antara kata dan tindakan,” jelasnya.
Ia menyebutkan tiga pilar pembentuk citra ASN: komunikasi yang efektif, cara merespons situasi secara bijak, dan integritas antara ucapan dan perbuatan.
Revolusi Kecil dari Ruang Kerja
Wakil Gubernur turut menyoroti pentingnya lingkungan kerja yang bersih dan tertata sebagai refleksi dari semangat birokrasi yang sehat. Ia bahkan menyampaikan tantangan menjelang Hari Kemerdekaan RI ke-80: seluruh OPD diminta melakukan transformasi ruang kerja secara nyata dalam waktu satu bulan.
“Tidak butuh anggaran besar. Butuh kemauan dan kekompakan. Bersihkan jaring laba-laba, tata ulang tanaman, ganti rak usang. Lingkungan yang baik menciptakan semangat kerja yang lebih hidup,” katanya.
Empat Pilar Kerja Sama ASN
Dalam penutup arahannya, Hugua memaparkan empat komponen fundamental dalam membangun kolaborasi birokrasi:
Konteks – lingkungan kerja yang terbuka dan komunikatif,
Komposisi – sinergi antara kompetensi dan karakter,
Kompetensi – keahlian yang digunakan untuk kepentingan rakyat,
Chance (Peluang) – kesiapan menghadapi perubahan zaman.
“Kepribadian lebih penting dari sekadar kepintaran. Karena 90 persen keputusan kita emosional. Maka yang dibutuhkan adalah empati, etika, dan kerja sama,” pungkasnya.
Membangun Negeri dari Dalam Diri ASN
Apel gabungan ini menjadi cermin bahwa birokrasi Sultra tengah diarahkan pada perubahan paradigma: dari sekadar pelaksana menjadi penggerak perubahan. Hugua tak ingin ASN hanya jadi ‘roda’, tapi ‘pengemudi’ pembangunan.
“Semua dimulai dari Anda yang berdiri di sini. Dari meja kerja Anda, dari cara Anda menyapa kolega, dari semangat Anda menyelesaikan tugas. Di situlah Sultra yang sejahtera dan religius itu bermula,” tutupnya( Red)
Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook