KENDARI, Kongkritpost.com- Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Sulawesi Tenggara, Dr. M. Ridwan Badallah, S.Pd., M.M., mengapresiasi penyelenggaraan Forum Sosialisasi Generasi Bersih dan Sehat (Genbest) Talk 2024 yang diadakan di Kota Kendari. Acara yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI) ini bertujuan untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting, salah satu tantangan serius bagi kesehatan anak-anak di Indonesia, khususnya di Sulawesi Tenggara.
Dalam sambutannya di Hotel Clarion Kendari pada Kamis, 22 Agustus 2024, Ridwan Badallah menyampaikan rasa terima kasihnya atas dipilihnya Sulawesi Tenggara, khususnya Kota Kendari, sebagai lokasi penting dalam rangkaian sosialisasi Genbest Talk 2024. Menurutnya, ini merupakan langkah strategis mengingat tingginya angka stunting di provinsi ini, yang mencapai 30% berdasarkan data WHO.
“Stunting di Sulawesi Tenggara adalah masalah krusial yang harus ditangani segera, karena dampaknya tidak hanya terbatas pada tinggi badan anak-anak, tetapi juga pada kecerdasan mereka. WHO mengkategorikan stunting sebagai masalah serius jika prevalensinya mencapai 20% di suatu wilayah. Di Indonesia, angka stunting berada di 24,4%, sementara di Sulawesi Tenggara angka ini bahkan lebih tinggi, mencapai 30% pada tahun 2023,” ujar Ridwan.
Ia juga menyoroti peningkatan kasus stunting di beberapa wilayah seperti Buton Selatan, Buton, dan Konawe Utara yang angkanya melebihi 30%. Meski demikian, ia memberi apresiasi khusus pada Kota Kendari yang berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 24% menjadi 19,5%, sebuah pencapaian yang patut dijadikan contoh.
Ridwan menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam upaya penanggulangan stunting melalui penyebaran informasi yang akurat dan edukasi yang terus-menerus. Ia berharap sosialisasi Genbest Talk di Kendari dapat menjadi katalisator perubahan positif di seluruh provinsi.
Acara ini dibuka oleh Merlin Yuliana, Analis Informasi Bidang Kesehatan dari Kemenkominfo, yang menegaskan bahwa stunting adalah ancaman nyata bagi masa depan generasi muda. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, Sulawesi Tenggara menempati peringkat ke-6 tertinggi di Indonesia dalam hal prevalensi stunting, dengan angka 30%. Di Kendari sendiri, prevalensinya mencapai 25,7%, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang berada di 21,5%.
Merlin juga menekankan pentingnya keterlibatan aktif Kominfo dalam menyebarkan informasi yang benar terkait stunting. Menurut data SKI, tingkat pemahaman masyarakat tentang stunting yang benar masih berada di angka 69%. “Kita masih punya tugas besar untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang stunting, dan sosialisasi ini adalah langkah penting ke arah itu,” ujarnya.
Selain itu, Merlin berharap para peserta dapat memahami pentingnya asupan gizi seimbang, pola asuh yang baik, dan lingkungan yang sehat untuk mencegah stunting. “Ingatlah, stunting bukan hanya soal tinggi badan, tetapi juga memengaruhi perkembangan otak dan kemampuan belajar anak. Mencegah stunting sejak dini adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik,” tegasnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Kominfo Kota Kendari, narasumber dokter sekaligus influencer Gia Pratama, serta content creator Josh Hartwich, yang turut memberikan pandangan mereka mengenai cara efektif menangani isu stunting.
Untuk informasi lebih lanjut tentang stunting, masyarakat Kota Kendari diajak untuk mengikuti akun media sosial @GENBESTID di Instagram, YouTube, TikTok, dan Twitter, yang menyediakan informasi lengkap dan menarik mengenai kampanye ‘Generasi Bersih dan Sehat’.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan stunting semakin meningkat, dan Sulawesi Tenggara dapat segera menurunkan angka stunting demi masa depan generasi yang lebih sehat dan cerdas( Red)