KENDARI, Kongkritpost.com-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah. Berdasarkan Berita Resmi Statistik (BRS) yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra pada Senin (3/2/2025), angka inflasi tahunan (year on year) Sultra pada Januari 2025 tercatat hanya sebesar 0,39%.Capaian ini menjadikan Sultra sebagai provinsi dengan inflasi terendah ketiga di Indonesia, di bawah rerata inflasi nasional yang mencapai 0,76%. Sementara itu, inflasi tertinggi tercatat di Papua Pegunungan sebesar 4,55%, sedangkan Nusa Tenggara Timur (NTT) justru mengalami deflasi -0,06%.
Beberapa komoditas memberikan kontribusi terhadap inflasi tahunan di Sultra, di antaranya:
Namun, sejumlah faktor berhasil menekan laju inflasi, seperti: Tarif listrik (-1,70%) Tomat (-0,18%) Angkutan udara (-0,14%) Cabai rawit (-0,10%)Di tingkat kabupaten/kota, perbedaan inflasi cukup mencolok. Kabupaten Konawe mengalami deflasi terdalam sebesar -1,24%, diikuti oleh Kota Baubau (-0,47%) dan Kota Kendari (-0,38%). Sementara itu, Kabupaten Kolaka mencatat inflasi tertinggi sebesar 0,48%. Meski demikian, secara keseluruhan, inflasi di Sultra tetap terkendali, mencerminkan kondisi ekonomi daerah yang stabil.
Menanggapi pencapaian ini, Pj. Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto, memberikan apresiasi tinggi terhadap seluruh pihak yang berkontribusi dalam pengendalian inflasi.
“Menjelang Ramadan, kita harus memastikan inflasi tetap terkendali agar daya beli masyarakat tetap kuat dan pasokan barang tidak terganggu. Sinergi antara pemerintah, TPID, pelaku usaha, dan masyarakat sangat diperlukan dalam menjaga stabilitas harga,” tegas Andap.
Salah satu faktor yang turut membantu pengendalian inflasi di Sultra adalah kebijakan diskon 50% tarif listrik bagi pelanggan PT PLN (Persero) yang berlaku selama Januari dan Februari 2025.
“Angka inflasi yang terkendali ini merupakan hasil kerja keras semua pihak. Saya mengapresiasi TPID dan seluruh pemangku kepentingan yang telah berkontribusi. Kami akan terus memantau dinamika pasar serta memperkuat langkah-langkah strategis agar stabilitas harga dan ketersediaan komoditas tetap terjaga,” tambahnya.
Lebih lanjut, Pj. Gubernur menegaskan bahwa pengendalian inflasi merupakan kunci utama dalam menjaga ekonomi daerah yang stabil dan berkelanjutan.
“Sinergisitas dan kolaborasi antara Pemerintah Daerah, TPID, Pelaku Pasar, dan Masyarakat sangat penting. Ke depan, kami akan terus memperkuat koordinasi serta mengoptimalkan berbagai instrumen kebijakan dan intervensi pasar agar harga-harga tetap stabil,” tutup Andap.
Keberhasilan Sultra dalam mengendalikan inflasi menjadi bukti nyata bahwa kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dapat menciptakan kondisi ekonomi yang sehat. Dengan langkah-langkah strategis yang terus diperkuat, diharapkan stabilitas harga tetap terjaga, terutama menjelang bulan suci Ramadan.
Pemprov Sultra berkomitmen untuk terus memonitor kondisi pasar dan mengambil langkah proaktif guna memastikan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga( Red)