KOLAKA, Kongkritpost.com- Peningkatan infrastruktur di Sulawesi Tenggara, khususnya pada ruas jalan Wolo-Bts Kota Kolaka, terus dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (Kemen PUPR RI) bersama penyedia jasa. Namun, proses pengerjaan proyek tersebut menghadapi tantangan berat, terutama terkait cuaca yang tidak menentu.Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kemen PUPR Provinsi Sulawesi Tenggara, Nyoman, menyatakan bahwa anomali cuaca menjadi hambatan utama. “Hujan yang terus terjadi meski musimnya sudah lewat benar-benar menghambat pengerjaan,” ujarnya saat dihubungi pada Senin, 27 Agustus 2024.
Ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Kolaka dengan Kabupaten Kolaka Utara ini sangat penting bagi mobilitas warga dan pengembangan ekonomi di kawasan tersebut. Meskipun proses pengerjaan sejauh ini berjalan cukup baik, progresnya sedikit terhambat dan tidak bisa memenuhi target awal karena cuaca yang tidak bersahabat. Nyoman menjelaskan, “Hujan yang terus mengguyur wilayah ini menyebabkan pelaksanaan pengaspalan sedikit terkendala.”
Selain cuaca, masalah lain yang dihadapi adalah hambatan dalam pelebaran jalan, yang awalnya memiliki lebar 4,5 meter dan diperluas menjadi 7,2 meter. Pelaksanaan pekerjaan ini terganggu oleh masalah lahan, utilitas, dan kondisi cuaca yang kurang mendukung. Akibatnya, proyek yang seharusnya selesai pada 20 Juli 2024 harus diperpanjang selama 90 hari. Pekerjaan kini dilakukan oleh kontraktor PT. Sinar Arengka Setia Maju di masa denda.
Meskipun demikian, Nyoman tetap optimis bahwa dalam perpanjangan waktu tersebut, jalan nasional ini akan dapat dilalui dengan baik. “Tim pusat juga telah datang ke Wolo untuk melihat langsung kondisi di lapangan,” tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, pekerjaan pemadatan dan perapian jalan terus dilakukan secara intensif. “Pekerjaan ini harus diselesaikan dengan sempurna karena kita akan melakukan pekerjaan di atasnya lagi,” kata Nyoman.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Kemen PUPR RI dan tim pelaksana proyek berharap infrastruktur yang lebih baik akan segera dinikmati oleh masyarakat Sulawesi Tenggara, meskipun tantangan cuaca terus menjadi faktor penghambat( Usman)