SINJAI, Kongkritpost.com– Di tengah derasnya arus politik yang kerap hanya sekadar janji manis, ada satu nama yang terus bergerak di lapangan: Saldi. Anggota DPRD Sinjai dari Fraksi PKB ini tak hanya sekadar duduk di kursi parlemen, tetapi benar-benar turun tangan menjemput dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Kamis, (20/2/2025), ia kembali menunjukkan komitmennya terhadap sektor pertanian di Tellulimpoe.
Tak hanya menyapa warga dan menyerap keluhan, Saldi juga aktif berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Sinjai melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mencari solusi nyata. Kali ini, sektor pertanian dan peternakan menjadi sorotan utama.
Pada 18 Februari 2025, Saldi menggelar pertemuan strategis di kediamannya di Tellulimpoe. Hadir dalam diskusi itu Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Sinjai. Tak ada protokoler yang kaku, hanya obrolan serius penuh makna demi nasib petani yang selama ini berjibaku dengan hama dan cuaca tak bersahabat.
Sebagai sentra produksi merica, cengkeh, kakao, dan aneka buah-buahan, Tellulimpoe menghadapi tantangan besar. Tiap tahun, petani harus berhadapan dengan serangan hama yang menggerogoti hasil panen. Saldi pun menegaskan pentingnya perawatan tanaman yang lebih optimal.
Bukan cuma pengadaan bibit yang harus diperhatikan, tapi juga perawatan dan pencegahan hama. Jika perlu, kita analisis sampel tanaman yang terinfeksi ke laboratorium untuk mengetahui penyebab pastinya,” tegasnya.
Pernyataan Saldi langsung disambut baik oleh Sekretaris DTPHP, Waris. Ia menyebut bahwa kolaborasi dengan para legislator seperti ini sangat penting agar kebijakan pemerintah bisa lebih tepat sasaran.
Kami berterima kasih atas inisiatif ini. Dengan pertemuan langsung bersama petani, kami bisa lebih memahami kondisi di lapangan dan mencari solusi yang paling relevan,” ujar Waris.
Seirama dengan itu, Kepala Desa Kalobba, Taufiq S.S, M.Si, juga menekankan pentingnya tindakan cepat dalam mengatasi persoalan hama dan jamur yang menyerang tanaman. “Ini harus menjadi prioritas utama. Jika dibiarkan, produksi pertanian bisa terus merosot,” ungkapnya.
Selain serangan hama, ancaman lain yang menghantui petani adalah kekeringan yang datang setiap musim kemarau. Ketua Kelompok Tani, H. Azis, mengungkapkan bahwa tanaman merica kerap mengalami dehidrasi akibat kurangnya pasokan air.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura, H. Kamruddin, berjanji akan mengupayakan pengadaan pompa air agar petani tak lagi dirundung kecemasan tiap musim kemarau.
“Kami akan perjuangkan pengadaan pompa air seperti yang diusulkan para petani. Tapi tentu harus masuk dalam Musrenbang agar bisa terealisasi secara sistematis,” jelas Kamruddin.
Sampai berita ini diturunkan, diskusi di Tellulimpoe masih terus berlanjut. Selain Kades Kalobba, Kades Tellulimpoe, Muh Amin Maddi, juga hadir bersama para petani. Saldi menambahkan bahwa mereka tengah menunggu kehadiran Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan.
Pihak Dinas Pertanian Provinsi Sulsel juga kita tunggu. Kita ingin masalah ini mendapat atensi lebih luas,” pungkasnya.
Dengan diskusi sederhana namun berisi ini, semoga problematika pertanian di Tellulimpoe bisa segera mendapat solusi konkret. Petani tak butuh janji-janji kosong, mereka butuh aksi nyata. Dan sejauh ini, Saldi telah menunjukkan bahwa ia bukan tipe legislator yang hanya bersuara di ruang sidang, melainkan yang benar-benar hadir di tengah masyarakat( Red)